LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH :
ULUL AZMI
(NIM : A1C118068)
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Drs. SYAMSURIZAL.,M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Prosedur kerja dapat dilihat di link berikut : https://ulaz430.blogspot.com/2020/02/jurnal-praktikum-kimia-organik-1.html
VII. DATA PENGAMATAN
7.1 Rekristalisasi
NO.
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
Panaskan 50 ml air suling
|
Mendidih dan timbul gelembung
|
2.
|
Tambahkan sedikit demi sedikit air suling
kedalam 0,5 gr asam benzoate tercemar dan arang aktif, lalu diaduk
|
Terbentuk Kristal
|
3.
|
Saring campuran lalu tamping
filtrate dalam gelas kimia lalu siram endapan yang tersisa dikertas saring
dengan panas, jenuhkan dan dinginkan dalam es
|
Terbentuk Kristal
|
4.
|
Saringkan Kristal yang
terbentuk dan keringkan
|
Kristal telah kering
|
5.
|
Uji titik leleh dan bentuk
kristalnya, lalu bandingkan data dengan handbook
|
Bentuk Kristal bulat dan titik
leleh sebesar 100,3
![]() |
7.2
Sublimasi
NO.
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
Dimasukkan 1-2 gr naftalen
tercemar dalam cawan penguap, lalu tutup dengan kertas saring yang telah
dibuat lubang kecil
|
Zat telah tidak murni karena
telah tercemar oleh pasir
|
2.
|
Sumbat corong dengan gelas
wool/kapas dan panaskan pada nyala api
|
Adanya uap naftalen pada corong karena telah
menyublim
|
3.
|
Hentikan pembakaran dan
dikumpulkan zat yang ada pada kertas saring dan diuji titik leleh dan bentuk
kristalnya
|
Adanya zat yang menguap pada kertas saring
Titik leleh nya 92ºC
|
VIII.PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan 2 percobaan
yaitu yang pertama rekristalisasi dan yang kedua sublimasi.
8.1
Rekristalisasi
Percobaan rekristalisasi bertujuan
agar dapat memisahkan zat murni dari pengotornya. Sampel yang kami gunakan
adalah asam benzoate dan glukosa sebagai pengotor. Langkah awal yang kami
lakukan adalah memanaskan air suling yang berada dalam gelas kimia hingga
adanya gelembung. Karena keterbatasan alat untuk menimbang, kami mencari alternative
untuk menakarnya saja dengan asam benzoate 2 sudip, glukosa 1 sudip, dan norit
1 sudip. Norit digunakan agar proses pemurnian lebih sempurna karena pengotor
dalam asam benzoate dapat diserap oleh norit. Semua zat yang kami campurkan
larut dalam air, setelah larut disaring larutan tersebut dengan menggunakan
corong buncher yang ditampung dengan gelas kimia, namun sangat sedikit sekali
endapan yang tersaring karena lubang yang terdapat pada corong buncher terlalu
besar. Kami menggunakan kertas saring agar ada endapan yang bisa tersaring.
Kemudian kami membuat larutan
tersebut dijenuhkan endapan yang
terbentuk, tetapi tidak terdapat Kristal, kami dinginkan dengan es, setelah
dengan es mulai terbentuk Kristal. Kristal terbentuk karena asam benzoate
kembali jenuh dan karena suhu asam benzoatnya turun. Kami saring Kristal dengan
menggunakan kertas saring, dan dikeringkan dala oven. Setelah itu kami menguji
titik leleh dari Kristal tersebut dengan MPA.hasil yang kami dapatkan meleleh
pada suhu 100,3ºC jika dibandingkan dengan teori, titik leleh dari asam
benzoate adalah 121ºC.
8.2
Sublimasi
Pada percobaan kedua ini, kami
menggunakan sampel naftalen dan pasir sebagai zat pengotornya. Kami
mencampurkan kedua bahan tersebut sehingga naftalen tidak murni lagi. Kami
mencampurkan nya didalam cawan penguap. Kami memanaskan cawan penguap dengan
kertas saring yang telah diberi lubang kecil menjadi penutupnya kemudian
ditambahkan dengan corong biasa yang telah ditutup dengan glass wool. Setelah 5
menit kami melihat banyak zat yang lengket pada kertas saring tersebut. Kami
mengumpulkan zat yang lengket pada kertas saring dan corong jika ada, kami
menguji titik lelehnya dan kami mendapatkan 90ºC. sedangkan titik leleh menurut
handbook itu adalah 83ºC. Hal ini terjadi karena kemungkinan ada pasir yang
lengket di zat yang diukur titik lelehnya.sublimasi terjadi karena titik tripel
naftalena terletak diatas titik tripel air. Sehingga naftelena tidak melewati
fasa cair. DIlakukannya proses penutupan pada corong adalah agar uap yang sudah
disublimasi tidak hilang.
IX. PERTANYAAN PASCA
1. Berdasarkan percobaan tersebut,jelaskan pendapat
anda mengapa perlunya menutup cawan dengan kertas saring yang berlubang pada
proses sublimasi?
2. Berdasarkan percobaan sublimasi, pada percobaan tersebut didapat kristal putih yang menempel pada corong dan kertas saring serta kapas
penyumbat. Berasal darimanakah kristal putih tersebut?
3. Mengapa corong yang dilekatkan di atas cawan penguap
tidak ikut panas/kebakar ketika dipanaskan?
X. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat
ditarik kesimulan antra lain :
- Kristalisasi dapat dilakukan dengan cara penguapan dengan menggunakan cairan melalui pemanasan dan pendinginan dengan cara mendinginkan pemisahan dengan kristalisasi didasarkan pada perbedaan titik beku komponen.
- Pemilihan pelarut harus dipilih yang terbaik yaitu pelarut yang memiliki kemampuan melarut yang tinggi, yang mudah melarutkan zat padat beserta pengotornya dan mudah menguap sehingga pelarut dapat dengan mudah terpisahkan dari senyawa yang dimurnikan.
- Penjernihan larutan dapat dilakukan dengan ditambah norit Karena daya absorpsinya tinggi.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Riswanto.
2009. Kimia Organik. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sastrohamidjojo,
Hardjono. 2007. Kimia Organik Dasar. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Syamsurizal.
2019. Pemurnian Zat Padat. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/07/pemurnian-zat-padat-organik93/
Tim
Kimia Organik I. 2016. Penuntun Kimia Organik I. Jambi: Universitas Jambi.
Williamson.
1999. Macroscale and Microscale Organic Experiments. Houghton Mifflin Company,
USA.
XII. LAMPIRAN
![]() |
Penimbangan cawan porselin + Naftalen |
![]() |
Kertas saring yang dibolongi untuk persiapan penyaringan |
![]() |
Hasil kristal yang terbentuk |
![]() |
Proses rekristralisasi |
![]() |
Pasir yang tersisa dari proses rekristalisasi
Untuk lebih lengkapnya klik link vidio dibawah ini:
|
Saya lisna wiranti dengan nim A1C118001 akan mencoba menjawab permasalahan nomor 2 bahwa kristal putih pada corong merupakan uap naftalen yang menyublimasi membentuk kristal ketika di panaskan. Terimakasih.
BalasHapusAssalamualaikum wr wb.
BalasHapusSaya Fadillah Fatma dengan NIM A1C118092 ingin membantu menjawab pertanyaan nomor 1. Alasan mengapa zat dalam cawan porselen ditutup dengan kertas saring adalah supaya kristal ketika naftalen telah menyublim dapat dengan cepat terbentuk dan partikel suspensi dapat terpisah dengan cairan.
Assalamualaikum, saya Siti Asmiyah nim A1C118094 saya akan menjawab no. 3. Karena pada dasarnya vorong tersebut tidak langsung berkontak pada api, corong tersebut hanya menampung uap dari pemanasan naftalen. Sekian, semoga membantu
BalasHapus